Minggu, 16 Oktober 2016

APRESIASI KARYA ILMIAH NOVEL ATHEIS

beberapa waktu kemarin ada siswa juga yang bertanya tentang karya ilmiah . Nah, ini deh di kasih contohnya. Tapi ada ketentuan-ketentuan yang wajib kalian mengerti tentang karya ilmiah . gak asal buat lohh.. 

Yah namanya juga karya ilmiah . kalian harus meneliti dulu bahan atau objek yang hendak kalian buat karya ilmiah . metodenya banyak.. seperti observasi, survei, wawancara, diskusi, intuitif, dan lain-lain .  
Penulisan huruf nya pun jangan sampai keliru yaa.. seperti huruf kapital, spaci, dll.. pokoknya susunannya harus sistematis sesuai ketentuan yang telah ada .
Langsung aja deh liat contoh yang di bawah ini ;)


APRESIASI  SASTRA NOVEL
"ATHEIS"
kelas IX A
Karya: Achdiat K. Mihardja.
 


Disusun oleh
Leo Arlangga
Kartika Wulandari
Adi Irawan
Erinawati
Ery Trijayanti
Tedi Fitriyadi













SMP NEGERI 01 SUMBERJAYA

TP.2014/2015




Halaman Pengesahan

Judul Novel               : Atheis
Karya                         : Achdiat K. Mihardja.
Penerbit                     :PT Balai Pustaka (Persero)
Dicetak Pada Tahun  :2009
Tanggal Pengetikan  :3 Oktober 2014
Disusun oleh:
* Adi Irawan
* Erinawati
* Ery Trijayanti
* Kartika Wulandari
* Leo Arlangga
* Tedi Fitriyadi


 



  Wali Kelas                                                  Guru Pembimbing



 Sulastri,S.Pd.                                                   Drs. Hasril
 NIP:                                                             NIP:



Mengetahui ,
Kepala SMP N 01 SUMBERJAYA




Sukarman, M.Pd. MM.








Halaman Persembahan


       Hasil makalah ini kamu buat bukan hanya untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia saja. Tetapi juga sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta lebih menyadari arti pentingnya keimanan. Maka kami ucapkan terimakasih kepada:
Ø Bapak Sukarman, M.Pd.MM selaku kepala SMP N 01 SUMBERJAYA
Ø Drs. Hasril sebagai guru pembimbing yang telah membantu kami
Ø Orang tua dan rekan-rekan yang mendukung kami.
Ø Serta semua pihak yang telah mendukung kami dalam penyusunan hasil apresiasi karya sastra novel "Atheis".








































MOTTO

v Perisai utama bagi setiap insan yaitu “iman”
v Ketika kita percaya akan adanya tuhan, ketika itulah hati kita terbuka
v Disaat kita menghadapi godaan, maka iman adalah senjatanya
v Hidup tanpa pedoman sama halnya kapal tanpa nakoda
v Agama adalah jembatan penghubung segala kebaikan
v Tak ada yang lebih sempurna dari kuasa “Tuhan!”
v tak ada patung tanpa seniman.
v Rumah tanpa atap hanyalah sia-sia.














Kata Pengantar

          Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil apresiasi karya sastra novel yang berjudul “Atheis” ini. Cara pembuatan dan susunan makalah ini kami buat melalui sistem diskusi. Kami menyusun makalah secara rinci dan praktis sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
          Hasil apresiasi karya sastra novel yang kami susun diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat menumbuhkan rasa apresiasi dalam diri kita sendiri terhadap karya sastra, khususnya novel sastra. Kami juga mengharapkan hasil apresiasi karya sastra kami dapat mendorong siswa-siswi berkreatif kritis dan analitis.
          Semoga makalah hasil apresiasi karya sastra kami dapat menambah pengetahuan serta wawasan kepada kalian semua. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang telah mendukung pembuatan hasil apresiasi karya sastra kami.


Apresiator




Daftar Isi
Halaman Pengesahan…………………………..………………….ii
Halaman Persembahan…………………………..………………iii
Motto…………………………………………….……………………..iv
Kata Pengantar……………………….……………….………….v
Daftar Isi……………………………………………………………...vi
Sinopsis…………………………………………………………….…vii
Bab I Pendahuluan……………………………………………….1
        I.1 Latar belakang………..………..……….……………..1
        I.2 Tujuan dan manfaat………………………….………..1
        I.3 Metode…..……………..…………………………….……1
Bab II Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik….……………2
II.1 Unsur Intrinsik………………………………………2
1.1.1.  Tema…………………………………………………….2
1.1.2.  Alur……………………………………………………...2
1.1.3.  Latar……………………………………………………….2
1.1.4.  Penokohan……………………………………….……2
1.1.5.  Sudut Pandang……………………………………..3
1.1.6.  Amanat……………………………………………...3
1.1.7.  Imajinasi……………………………………………3
1.1.8.  Gaya Bahasa……………………………………...3
II.2 Unsur Ekstrinsik…………………………………………...4
         1.2.1 Agama………………………………..……………….4
         1.2.2 Pendidikan………………………………..…………4
         1.2.3 Sejarah…………………………………….…………4
         1.2.4 Epoleksosbud………………….........………….4
         1.2.5 Filsafat………………………………………....……4
Bab III. Penutup………………………………………………….5
Kesimpulan dan Saran…………………………………………5
1.1 Kesimpulan…………………………………..……………..5
1.2 Saran………………………………………..………………….5
Lembar Penilaian………………………………………..……..6
Daftar Pustaka…………………………………………………..7






Sinopsis

                Hasan dilahirkan di desa Penyeredan, ayah dan ibunya adalah penganut aliran tarekat. Hasan mempunyai adik angkat bernama Fatimah. Pendidikan akhlak yang sejak kecil yang diajarkan orang tuanya yang juga cerita surga dan neraka. Sangat melekat di benak hasan hingga dia dewasa.
          Setelah dewasa ia melanjutkan sekolahnya di Mulo, Bandung. Setelah tamat, ia bekerja di Jawatan Air Kotapraja, Bandung. Hasan sendiri sudah menjadi murid tarekat yang dianut ayahnya sebenarnya hasan menganut ilmu tarekat yaitu untuk melupakan Rukmini mantan kekasihnya yang di kawini oleh saudagar Jakarta. Dengan ajaran itu Hasan mengasingkan diri dari lingkunganya. Saat bekerja hasan bertemu dengan rusli teman kecilnya. Pertemuan itu sangat istimewa untuk hasan. Rusli datang dengan Kartini yang bagi hasan sangat mirip dengan Rukmini.
          Sejak itu kehidupan hasan yang semula memandang dunia dengan bayangan surga – neraka mulai bergetar dengan tata krama yang diperlihatkan Rusli dan Kartini. Pandangan Hasan, Rusli yang kafir itu terlalu bebas,juga Kartini,  janda muda bekas seorang istri rentenir tua keturunan arab terlalu modern.dan saat itu  bertekad untuk  menyadarkan kedua orang itu.
          Tekad Hasan hancur berantakan. Menghadapi Rusli yang berpikir rasional, Hasan tak mampu berbuat banyak. Kalau saja tidak ada Kartini Hasan akan mudah menjauhi Rusli. Pertemanan Hasan dengan Rusli dan Kartini makin mengggoyahkan keimanan yang dimiliki Hasan. Kemudian datanglah Anwar yang anarkis, Hasan akhirnya benar-benar melepaskan keimanannya, Hasan juga menentang ayahnya. Penentangan itu di pertegas lagi untuk mengawini Kartini.
          Waktu beredar terus. Kebahagianya tak berlangsung lama dengan Kartini. Dalam benak Hasan,  Anwarlah penyebab putusnya hubungan dengan sang ayah. Anwar juga yang sering mendatangkan kecemburuanya. Pandangan Anwar terhadap Kartini patut dicurigai, begitu menurut Hasan.
          Perasaan dosa dan sesal Hasan kepada ayahnya tak lepa sama sekali. Dengan dongeng-dongeng masa kecilnya tentang neraka, semakin menghantuinya. Semua masalah itu tambah meruwetkan kehidupan rumah tangganya. Sampai akhirnya Hasan dan Kartini bercerai.
          Ternyata keputusan itu tidak membuat Hasan tenang. Ketakutan dan kecemasan tentang neraka terus saja menghantui. Ketika ia menderita tekanan batin yang sangat hebat hingga terjatuh sakit, ayahnya meninggal. Hal yang memberatkan Hasan bukan soal kematiannya, tetapi karna maafnya di tolak oleh ayahnya, yang menjelang orang tua itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
          Sementara perasaan hanyut dalam kegalauan yang tak kunjung reda, selama itu pula berusaha mencari kebenaran yang nyata mengenai keimanannya. Beberapa teori yang dikemukakan Rusli dan Anwar dirasakannya semakin menyesatkan. Maka, Hasan tidak dapat berbuat lain dari berusaha membalas dendam kepada Anwar. Semua itu akibat tingkah laku Anwar, ia pula harus menanggung akibatnya. Atas keputusan ini, akhirnya Hasan tanpa menghiraukan keadaan sekelilingnya untuk keluar mencari Anwar. Semakin marah ia semakin cepat pula langkahnya. Pada saat yang bersamaan, gaung sirine tanda bahaya udara meraung raung memecahkan kegelapan malam, tapi Hasan tak peduli, ia terus melangkah dan langkah itu terhenti ketika Hasan merasakan sebuah peluru menembus pahanya. Badan yang lemah itu berguling guling sebentar di atas aspal, bermandi darah. Kemudian dengan bibir bergegas ia berkata “Allahu Akbar”, tak bergerak lagi.

 Bab I
Pendahuluan

1.1Latar Belakang
Kami memilih novel yang berjudul “Atheis” ini karena mulai dilihat dari tampilannya menarik, terdapat nilai-nilai moral tentang keagamaan yang cukup kuat. Dan kami rasa, jika kita memahami isi novel tersebut, kita akan lebih bisa memperkuat keimanan kepada sang khalik dan memantapkan pedoman hidup yaitu “agama”.

1.2  Tujuan dan Manfaat
1.2.1      Tujuan
Tujuan dalam novel “Atheis” antara lain:
Ø Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana kehidupan manusia di luar sana
Ø Untuk memberi ajaran-ajaran tentang tauhid atau keimanan
Ø Untuk mengajarkan arti nilai-nilai islam dalam bermasyarakat
Ø Untuk menambah wawasan tentang permasalahan dalam pengaruh social
1.2.2         Manfaat
Manfaat yang didapat dalam isi novel ini adalah:
Ø Memotivasi kita untuk berpegang teguh pada ajaran agama
Ø Memotivasi rasa cinta pada Tuhan dan mengamalkan segala perintahnya
Ø Menyadarkan kita bahwa hidup hanya sia-sia tanpa pedoman
Ø Meyakinkan hati kita agar selalu ingat kepada sang khalik

1.3             Metode
Selama pembuatan makalah ini, kami menerapkan metode intuitif dan diskusi. Dimana kami mengamati karya sastra tersebut dengan menggunakan pikiran dan perasaan sebagai media utama untuk menafsirkannya, dan kemudian kami membicarakan kembali tentang isi-isi dalam novel antar anggota kelompok. Bertukar pendapat, saran, dan juga penjelasan.

















Bab II
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
1.1Unsur Intrinsik
1.1.1 Tema:
            permasalahan antara keimanan dan pengaruh sosial

1.1.2 Alur:
            Campuran(hal.1)

1.1.3 Latar:
    1.1.3.1 Latar tempat: 
• Kampung Penyeredan. (hal. 10)
• Bandung. (hal.22)
• Loket.(hal. 26)
• Kebon Manggu(hal.54)
• Penginapan dekat stasiun. (hal.218)
• Jalan besar(hal.247)
     1.1.3.2 Latar waktu:
• 1 Oktober setelah Hasan dan Kartini menikah kira-kira tiga tahun setengah. (hal 177)
• Hari minggu, yaitu terdapat hawa pagi yang sejuk.(hal.89)
• Jam 07.11.(hal.187)
• Sore hari setelah Hasan dan Kartini berkelahi. (hal.213)
     1.1.3.3 Latar Suasana:
•  Menakutkan saat Hasan dan Anwar berjalan menyusuri kuburan Garawangsa.(hal.157)
•  Menegangkan saat Hasan memarahi dan memukuli Kartini.(hal.182)
•  Romantis saat Hasan dan Kartini jatuh cinta.(hal. 132)
·        Menegangkan saat Hasan bertengkar dengan ayahnya.(hal.168)

1.1.4 Penokohan:
·     Hasan                                 :tidak berpendirian tetap.(hal 137)
·     Kartini                                : setia (hal. 75)
·     Rusli                                   : nakal (hal. 29)
·     Anwar                                 : rakus, tidak sopan(hal.108)
·     Orang tua Hasan              :  taat pada agama (hal.11)
·     Rukmini                              :pintar, baik, sholeha(hal.46)
·     Haji Dahlan                       : penasehat yang baik(hal.12)
·     Fatimah                              : baik hati, rajin, penurut(hal.144)
·     Bung Parta                        : pandai (hal.21)
·     Bibi Hasan                         : baik ,rajin beribadah(hal.45)
·     Mimi                                    : jujur(hal.92)
·     Ibu Kartini                           : serakah(hal.34,35)
·     Pak Artasan                        : pandai mendongeng , penakut, (hal.153,154,158,159)
·     Pak Ahim                             : sopan, penakut, (hal.52,155)
·     Siti                                         : pandai bernasehat. (hal. 14-19)


1.1.5 Sudut pandang
            orang ketiga serba tahu. Yaitu Hasan.(hal.1 dan hal.250)
1.1.6 Amanat
•   Turutilah perintah orang tua kita selagi perintah itu benar
•   Tetaplah pada pendirian, jangan mudah terhasut oleh orang lain
•   Cintailah Tuhan kita lebih dari apapun  yang ada di dunia ini
•   Kita harus rajin beribadah agar selalu diberi pertolongan oleh Tuhan dari segala persoalan yang ada
•   Jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkanlah dahulu secara matang.
•   Jangan merasa minder dengan pendirian kita sendiri

1.1.7 Imajinasi
            Perjalanan iman Hasan melewati  kuatnya pengaruh sosial sehingga ia terjebak pula dalam kegelapan

1.1.8 Gaya bahasa
1.Personifikasi
•         Di muka gedung itu menoleh semuanya ke arah kami dengan agak kaget sedikit.(hal.4)
2.Asosiasi
•         Yang masih aku ingat pula ialah janggutnya yang meruncing ke depan seperti janggut kambing benggala.(hal.13)
•         Kepala ku melenggak lenggok seperti wayang.(hal.17)
3.Metafora
•         Serupa onggok-onggokan daging juga yang tak berdaya apa-apa pula.(hal.1)
•         Tergores-gores tanah bekas selok yang diseret-seret.(hal.4)
4.Fabel
•         Dua minggu yang lalu mereka itu masih merasa dirinya singa yang suka makan daging.(hal.1)
•         Berpikir-pikir seperti saya jugakah singa-singa yang sekarang sudah menjadi onggok-onggok daging itu.(hal.2)
•         Takut kalau-kalau aku akan menjadi buaya atau akan tersesat ke jalan pelacuran.(hal.21)
•         Orang yang banyak dosanya di dunia ini akan merangkak-rangkak seperti siput di atas seutas benang yang tajam(hal.18)
5.Parabel
•         Sesudah menyebrangi jembatan itu, maka sampailah ia ke depan pintu gerbang surga.(hal.18)
6.Perifrasa
•         Jembatan pisau yang sangat tajm, lebih tajam dari sebuah pisau cukur, sebab pisau itu tajamnya seperti sehelai rambut dibelah tujuh.(hal.15)
7.Hiperbola
•         Terlalu terpukau rasanya.(hal.2)
•         Hidung terbenam dalam sapu tangan yang basah karena air mata(hal.2)
•         Hilang menepis seperti uap habis tak berbekas.(hal.4)
•         Suaranya menggores tajam dalam hati ku seperti suara paku di atas batu tulis.(hal.4)
•         Mendengar jeritan yang pedih itu.(hal.4)
•         Kartini menangis terisak-isak(hal.5)
•         Bergelemprang suaranya menepuk ketenangan masa subuh yang masih sunyi.(hal.14)
•         Melalui sinar matanya itu seolah-olah mengalirlah perasaan kasih sayang.(hal.20)
8. Repetisi
•         Di dunia tiada yang tetap, tiada yang kekal tiada yang abadi.(hal.1)
•         Segala-gala serba berubah serba bergerak serba tumbuh dan mati.(hal.1)
•         Makin membesar makin menekan makin menindas.(hal.4)
9.Tautologi
•         Sebab abadi, tetap kekal.(hal.2)
•         Hampa, kosong, serba kabur seperti di dalam mimpi.(hal.4)
10.Klimaks
•         Sekolah sudah tamat, pekerjaan sudah punya, tinggal pegangan yang utama dalam agama.(hal.21)
11.retorik
•         Kalau harapan telah tak ada lagi untuk memperbaiki segala kesalahan? Untuk menembus segala dosa?(hal.1)
•         Terhadap siapa ia berbuat dosa itu sudah tidak lagi, sudah meninggal dunia?(hal.3)
•         Tapi bagaimana caranya?(hal.3)
•         Iya, kepada siapa? Kepada siapa?(hal.4)
•         Apa arti bungkus kalau tidak ada isinya. Betul tidak, kak?(hal.12)
•         Kapal  artinya sareat, kakak sudah punya, bukan?(hal.12)
•         Nanti engkau dikirim oleh-oleh ya. Mau apa?(hal.14)
12.Simbolik
•         Sekalipun hanya berkedip-kedip kecil seperti lilin tengah malam yang sedang tercekik lambat-lambat oleh gelita.(hal.3)










































1.2 Unsur Ekstrinsik
1.2.1 Agama
          Islam. (hal.11)

1.2.2 Pendidikan
          "berita yang sangat menggembirakan tentang kelulusanku dalam ujian tamat sekolah Mulo."(hal.20)

1.2.3.Sejarah      
          "Jepang telah hancur kekuasaannya oleh tentara Sekutu dan Rusia".(hal.1)
          "belum seminggu yang lalu pemerintahannya telah menyerah kalah kepada kekuatan kaum Sekutu dan Rusia".(hal.5)
         
1.2.4 Epoleksosbud
   1.2.4.1 Ekonomi
          "dengan pensiunnya menteri guru, dengan pensiunnya yang besarnya hanya enam puluh rupiah, ia bisa hidup sederhana di kampong itu".(hal.10)
   1.2.4.2 Politik
          "serdadu-serdadu dan opsir-opsir Kenpei Jepang berkerumun-kerumun di gang-gang dan di ruangan-ruangan yang kami lalui".(hal.1)
   1.2.4.3 Sosial
          Rusli adalah seorang yang suka membantu dan menolong yang membutuhkannya serta sebagai pelindung yang diperlukan seperti kartini meminta perlindungan dan bantuan kepada Rusli.(hal.36)
   1.2.4.4 Budaya
          "bahwa aku harus kawin dengan seorang keturunan menak, artinya orang yang keturunan "raden"(hal.22)

1.2.5Filsafat
          "Tuhan adalah sumber segala cinta yang melarang manusia berbuat dosa terhadap sesama mungkin.(hal.2)















Bab III
Penutup

Kesimpulan dan Saran:
1.1 Kesimpulan
          Dengan mengamati isi atau makna dari novel atheis kita dapat mengambil hikmah maupun pelajaran. Yaitu berpedoman dan memperkuat iman selalu.

1.2 Saran
§  Sebaiknya novel atheis agar diadakan di perpustakaan, supaya para siswa dan siswi bisa mengambil pelajaran dalam  novel ini.
§  Kami juga menghimbau kepada semua siswa dan siswi untuk membaca kisah-kisah sastra.
§  Kami mengharapkan kepada siswa-siswi setelah membaca novel ataupun sinopsis novel atheis segera menanamkan keimanan yang kuat seperti yang diajarkan dalam novel tersebut.

























Lembar Penilaian

No.
Nama
Nilai Pribadi
Nilai kelompok
jumlah
1
Leo Arlangga



2
Adi Irawan



3
Erinawati



4
Ery Trijayanti



5
Kartika Wulandari



6
Tedi Fitriyadi

















Oke deh.. Itu hasil penelitian karya ilmiah kami dari SMP N 01 Sumberjaya, Lampung. 


Semoga bermanfaat..

Jangan pernah berhenti berkarya, dan tanyakan apa yg

 belum kalian pahami

"Copas without asking and learning isn't usefull for yourself" 

;)




2 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site 2021 | Live Slots and Table Games
    Lucky luckyclub Club Casino is owned and operated by the SBC and owns the Lucky Club Casino. All games are authentic in Las Vegas style.

    BalasHapus
  2. Casino & Resort - Mapyro
    Find the best 10 Casino & Resort vacation 고양 출장안마 rentals in Las Vegas, 진주 출장마사지 NV. 1 Casino Way; Las 논산 출장안마 Vegas, NV 서귀포 출장마사지 89109; 오산 출장안마 (702) 862-8000; Visit Website.

    BalasHapus